Metode pengajaran yang umumnya
digunakan oleh guru kepada anak tunarungu, yaitu (Kurnaeni : 2011):
1. Belajar
Melalui Membaca Ujaran (Speechreading).
Belajar
melalui membaca ujaran adalah belajar dimana anak dapat memahami pembicaraan
orang lain dengan “membaca” ujarannya melalui gerakan bibirnya. Akan tetapi,
hanya sekitar 50% bunyi ujaran yang dapat terlihat pada bibir. Di antara 50%
lainnya, sebagian dibuat di belakang bibir yang tertutup atau jauh di bagian
belakang mulut sehingga tidak kelihatan, atau ada juga bunyi ujaran yang pada
bibir tampak sama sehingga pembaca bibir tidak dapat memastikan bunyi apa yang
dilihatnya. Hal ini sangat menyulitkan bagi mereka yang ketunarunguannya
terjadi pada masa prabahasa. Seseorang dapat menjadi pembaca ujaran yang baik
bila ditopang oleh pengetahuan yang baik tentang struktur bahasa sehingga dapat
membuat dugaan yang tepat mengenai bunyi-bunyi yang “tersembunyi” itu. Jadi,
orang tunarungu yang bahasanya normal biasanya merupakan pembaca ujaran yang
lebih baik daripada tunarungu prabahasa, dan bahkan terdapat bukti bahwa orang
non-tunarungu tanpa latihan dapat membaca bibir lebih baik daripada orang
tunarungu yang terpaksa harus bergantung pada cara ini. Kelemahan sistem baca
ujaran ini dapat diatasi bila digabung dengan sistem cued speech (isyarat
ujaran). Cued Speech adalah isyarat gerakan tangan untuk melengkapi membaca
ujaran (speechreading).
2. Belajar
Melalui Pendengaran.
Belajar
melalui pendengaran dimana individu tunarungu dari semua tingkat ketunarunguan
dapat memperoleh manfaat dari alat bantu dengar tertentu. Alat bantu dengar
yang telah terbukti efektif bagi jenis ketunarunguan sensorineural dengan
tingkat yang berat sekali adalah cochlear implant. Cochlear implant adalah
prostesis alat pendengaran yang terdiri dari dua komponen, yaitu komponen
eksternal (mikropon dan speech processor) yang dipakai oleh pengguna, dan
komponen internal (rangkaian elektroda yang melalui pembedahan dimasukkan ke
dalam cochlea (ujung organ pendengaran) di telinga bagian dalam. Komponen
eksternal dan internal tersebut dihubungkan secara elektrik. Prostesis cochlear
implant dirancang untuk menciptakan rangsangan pendengaran dengan langsung
memberikan stimulasi elektrik pada syaraf pendengaran.
Akan
tetapi, meskipun dalam lingkungan auditer terbaik, jumlah bunyi ujaran yang
dapat dikenali secara cukup baik oleh orang dengan klasifikasi ketunarunguan
berat untuk memungkinkannya memperoleh gambaran yang lengkap tentang struktur
sintaksis dan fonologi bahasa itu terbatas. Tetapi ini tidak berarti bahwa
penyandang ketunarunguan yang berat sekali tidak dapat memperoleh manfaat dari
bunyi yang diamplifikasi dengan alat bantu dengar. Yang menjadi masalah besar
dalam hal ini adalah bahwa individu tunarungu jarang dapat mendengarkan bunyi
ujaran dalam kondisi optimal. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan individu
tunarungu tidak dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari alat bantu dengar
yang dipergunakannya. Di samping itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar alat bantu dengar yang dipergunakan individu tunarungu itu tidak
berfungsi dengan baik akibat kehabisan baterai dan earmould yang tidak cocok.
3. Belajar
secara Manual.
Secara
alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara komunikasi manual atau
bahasa isyarat. Untuk tujuan universalitas, berbagai negara telah mengembangkan
bahasa isyarat yang dibakukan secara nasional. Komunikasi manual dengan bahasa
isyarat yang baku memberikan gambaran lengkap tentang bahasa kepada tunarungu,
sehingga mereka perlu mempelajarinya dengan baik. Kerugian penggunaan bahasa
isyarat ini adalah bahwa para penggunanya cenderung membentuk masyarakat yang
eksklusif.
Komponen
bahasa isyarat meliputi:
a. Abjad
jari (finger spelling), adalah jenis isyarat yang dibentuk dengan jari-jari
tangan untuk menggambarkan abjad atau untuk mengeja huruf dan angka.
b. Ungkapan
badaniah/bahasa tubuh, meliputi keseluruhan ekspresi tubuh, seperti sikap
tubuh, ekspresi muka ( mimik ), pantomimik, dan gesti atau gerakan yang
dilakukan seseorang secara wajar dan alami.
c. Bahasa
isyarat asli, yaitu suatu ungkapan manual dalam bentuk isyarat konvensional
yang berfungsi sebagai pengganti kata, yang disepakati oleh kelompok atau
daerah tertentu. Secara garis besar, bahasa isyarat asli dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1) Bahasa
isyarat alamiah.
2) Bahasa
isyarat konseptual
d. Bahasa
isyarat formal, yaitu bahasa nasional dalam isyarat yang biasanya menggunakan
kosakata isyarat dengan struktur bahasa yang sama persis dengan bahasa lisan.
Keempat metode pengajaran di atas
dapat digabungkan dengan metode pembelajaran yang sama dengan sekolah umum,
contohnya metode tanya jawab, demonstrasi, dan sebagainya.
Pembelajaran anak tunarungu di
kelas inklusi tidaklah mudah. Sebelum menempatkan anak tunarungu di kelas
inklusi, sebaiknya persyaratan dibawah ini dapat dipenuhi, yaitu:
a. Anak
tunarungu harus memiliki bahasa yang cukup.
Artinya
sebelum anak tunarungu dimasukan dalam kelas inklusi terlebih dahulu harus
memiliki bahasa yang dapat menjembatani pembelajaran yang dilakukan dikelas
inklusi dan mampu berkomunikasi dengan baik. Hal ini sangat diperlukan agar
anak tunarungu mampu mengikuti pembelajaran dengan anak regular lainnya tanpa
harus menjadi penonton di dalam kelas. Tanpa bahasa yang cukup anak tunarungu
hanya sebagai hiasan di kelas inklusi tanpa bisa mencerna dan memahami
pembelajaran yang diberikan oleh guru.
b. Sekolah
yang di dalamnya menyertakan anak berkebutuhan khusus harus memiliki guru
pendamping yang berlatarbelakang PLB, lebih baik lagi jika guru pendamping
tersebut berlatarbelakang dari sekolah luar biasa dengan bidang kajian yang
sama dengan anak berkebutuhan khusus yang ada di kelas inklusi.
c. Guru
regular hendaknya memahami karakteristik anak tunarungu serta sedapat mungkin
mampu berempati terhadap anak tunarungu agar pembelajaran yang diberikan dapat
dipahami dengan mudah.
d. Guru
regular mampu menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran bagi anak tunarungu
seperti prinsip keterarahwajahan, keterarahsuaraan, prinsip intersubyektivitas
dan prinsip kekonkritan.
e. Lingkungan
di sekolah inklusi harus kondusif dan dapat menerima keberadaan anak
berkebutuhan khusus.
f. Sarana
dan prasarana yang mendukung bagi anak berkebutuhan khusus.
B. Layanan
Bimbingan Bagi Anak Tunarungu
Ditinjau dari segi jenisnya, layanan
pendidikan bagi anak tunarungu meliputi layanan:
1. Layanan
umum.
Layanan
umum merupakan layanan pendidikan yang biasa diberikan kepada anak mendengar
atau normal yang meliputi layanan akademik, latihan dan bimbingan. Layanan
akademik bagi anak tunarungu pada dasarnya sama dengan layanan akademik bagi
anak mendengar, yaitu mencakup mata-mata pelajaran yang biasa diberikan di SD
biasa, tetapi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan ciri
khas layanan bagi anak tuna rungu. Layanan bimbingn trutama diperlukan dalam
mengatasi dampak kelainan terhadap aspek psikologisnya, serta pengembangan
sosialisai siswa.
2. Layanan
khusus
Layanan
khusus merupakan layanan yang khusus diberikan kepada anak tunarungu dalam
mengurangi dampak ketunarunguannya atau
melatih kemampuan yang masih ada, yang meliputi layanan bina bicara serta
layanan bina persepsi bunyi dan irama.
3. Layanan
bina bicara
Layanan
bina bicara merupakan layanan upaya untuk meningkatkan kemampuan anak tunarungu
dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dalam rangkaian kata-kata, agar dapat
dimengerti atau diinterpretasikan oleh orang yang mengajak atau diajak bicara.
Latihan
bina bicara bertujuan antara lain agar anak tuna rungu memiliki dasar ucapan
yang benar sehingga dapat dimengerti orang lain, memberi keyakinan pada anak
tuna rungu bahwa bunyi atau suara yang yang diproduksi melalui organ bicaranya
harus mempunyai makna, membedakan ucapan yang satu dengan ucapan yang lainnya,
serta memfungsikan organ-organ bicaranya yang kaku.
4. Layanan
bina persepsi bunyi dan irama
Layanan
bina persepsi bunyi dan irama merupakan layanan untuk melatih kepekaan terhadap
bunyi dan irama melalui sisa pendengaran atau merasakan vibrasi (getaran bunyi)
bagi siswa yang hanya memiliki sedikit sekali sisa pendengaran.
Bagus artikelnya... Cek juga ilmu yang lain pada link aktif dibawah ini
BalasHapusSemua Studi tentang Hambatan Penglihatan (Tunanetra)
Semua Studi tentang Hambatan Pendengaran (Tunarungu)
Bagus artikelnya... Cek juga ilmu yang lain pada link aktif dibawah ini
BalasHapusSemua Studi tentang Hambatan Penglihatan (Tunanetra)
Semua Studi tentang Hambatan Pendengaran (Tunarungu)