Jumat, 16 Desember 2016

Mengenal Immanuel Kant

Selama hidupnya Immanuel Kant jarang sekali bepergian lebih dari 70 km dari tempat tinggalnya. Immanuel Kant dilahirkan di Koenigsberg, suatu kota di Prusia Timur, Jerman pada tanggal 22 April 1724, ia berasal dari keluarga pembuat dan penjual alat-alat dari kulit untuk keperluan menunggang kuda.  Semula namanya ditulis dengan Cant, tetapi karena adanya perubahan ejaan yang menentukan bahwa huruf C juga dibaca seperti S, maka agar orang yang mengenalnya tidak bingung,ia menuliskan ejaan namanya menjadi Immanuel Kant. Perubahan seperti itu telah terjadi pada zaman neneknya. Dengan memperhatikan hal-hal kecil seperti itulah yang mempengaruhi sikap hidup seorang Immanuel Kant yang serba teliti, terutama dalam hal pembagian waktu.
Kant belajar filsafat, fisika, dan ilmu pasti di Koningsberg, kemudian menjadi guru besar dalam ilmu logika dan metafisika di Koningsberg. Sehingga membuat Kant menjadi tokoh besar dalam filsafat modern. 
Perjalanan hidupnya dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap pra-kritis dan tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis pembatasnya, yaitu ketika ia menerima jabatan sebagai guru besar. Sejak itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian. Semula Kant dipengaruhi rasionalisme Leiniz dan Wolf, kemudian dipengaruhi empirisme Hume. Menurut Kant sendiri Hume yang menjadikan dia bangun dari “tidurnya” dalam dogmatisme.
Dogmatisme adalah filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada pengertian-pengertian yang telah ada, tanpa menghiraukan apakah rasio telah memiliki pengertian tentang hakekat, luas, dan batas kemampuannya sendiri ataukah tidak. Filsafat yang bersifat dogmatis menerima kebenaran-kebenaran asasi agama dan dasar ilmu pengetahuan begitu saja tanpa mempertanggungjawabkannya secara kritis. Dogmatisme menganggap pengenalan obyektif sebagai hal yang sudah ada dengan sendirinya. Sikap sendirian menurut Kant adalah salah. Orang harus bertanya, “Bagaimana pengenalan obyektif itu mungkin?”. Oleh karena itu penting sekali menjawab pertanyaan yang mengenai syarat-syarat kemungkinan adanya pengenalan dan batas-batas pengenalan itu.
Pikiran-pikiran dan tulisan-tulisannya yang sangat penting membawa revolusi yang jauh jangkauannya dalam filsafat modern. Ia juga terpengaruh oleh aliran Patteisme dari ibunya, tetapi ia hidup dalam zaman Sceptisme serta membaca karangan-karangan Voltaire dan Hume. Akibat dari itu semua kemudian memunculkan berbagai pertanyaan dalam benaknya. What can we Know? (apa yang dapat kita ketahui), What is nature and what are the limits of human knowledge? (Apakah alam ini dan apakah batas-batas kemampuan manusia itu?). Sebagian besar hidupnya telah ia pergunakan untuk mempelajari logical process of though (proses penalaran logis), the external world (dunia eksternal), dan the reality of things (realitas segala yang wujud).

Menurut Imanuel Kant, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.
 Apakah yang dapat kita kerjakan? (metafisika)
Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (Etika)
Sampai dimanakah harapan kita? (Agama)
Apakah yang dinamakan manusia? (Antropologi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar