Selama hidupnya Immanuel Kant jarang sekali bepergian lebih dari 70
km dari tempat tinggalnya. Immanuel Kant dilahirkan di Koenigsberg,
suatu kota di Prusia Timur, Jerman pada tanggal 22 April 1724, ia
berasal dari keluarga pembuat dan penjual alat-alat dari kulit untuk
keperluan menunggang kuda. Semula namanya ditulis dengan Cant, tetapi
karena adanya perubahan ejaan yang menentukan bahwa huruf C juga dibaca
seperti S, maka agar orang yang mengenalnya tidak bingung,ia menuliskan
ejaan namanya menjadi Immanuel Kant. Perubahan seperti itu telah terjadi
pada zaman neneknya. Dengan memperhatikan hal-hal kecil seperti itulah
yang mempengaruhi sikap hidup seorang Immanuel Kant yang serba teliti,
terutama dalam hal pembagian waktu.
Kant belajar filsafat, fisika, dan ilmu pasti di Koningsberg,
kemudian menjadi guru besar dalam ilmu logika dan metafisika di
Koningsberg. Sehingga membuat Kant menjadi tokoh besar dalam filsafat
modern.
Perjalanan hidupnya dapat dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap
pra-kritis dan tahap kritis, dengan kira-kira tahun 1770 sebagai garis
pembatasnya, yaitu ketika ia menerima jabatan sebagai guru besar. Sejak
itu ia menyodorkan filsafatnya kepada dunia dengan penuh kepastian.
Semula Kant dipengaruhi rasionalisme Leiniz dan Wolf, kemudian
dipengaruhi empirisme Hume. Menurut Kant sendiri Hume yang menjadikan
dia bangun dari “tidurnya” dalam dogmatisme.
Dogmatisme adalah filsafat yang mendasarkan pandangannya kepada
pengertian-pengertian yang telah ada, tanpa menghiraukan apakah rasio
telah memiliki pengertian tentang hakekat, luas, dan batas kemampuannya
sendiri ataukah tidak. Filsafat yang bersifat dogmatis menerima
kebenaran-kebenaran asasi agama dan dasar ilmu pengetahuan begitu saja
tanpa mempertanggungjawabkannya secara kritis. Dogmatisme menganggap
pengenalan obyektif sebagai hal yang sudah ada dengan sendirinya. Sikap
sendirian menurut Kant adalah salah. Orang harus bertanya, “Bagaimana
pengenalan obyektif itu mungkin?”. Oleh karena itu penting sekali
menjawab pertanyaan yang mengenai syarat-syarat kemungkinan adanya
pengenalan dan batas-batas pengenalan itu.
Pikiran-pikiran dan tulisan-tulisannya yang sangat penting membawa
revolusi yang jauh jangkauannya dalam filsafat modern. Ia juga
terpengaruh oleh aliran Patteisme dari ibunya, tetapi ia hidup dalam
zaman Sceptisme serta membaca karangan-karangan Voltaire dan Hume.
Akibat dari itu semua kemudian memunculkan berbagai pertanyaan dalam
benaknya. What can we Know? (apa yang dapat kita ketahui), What is
nature and what are the limits of human knowledge? (Apakah alam ini dan
apakah batas-batas kemampuan manusia itu?). Sebagian besar hidupnya
telah ia pergunakan untuk mempelajari logical process of though (proses
penalaran logis), the external world (dunia eksternal), dan the reality
of things (realitas segala yang wujud).
Menurut Imanuel Kant, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat
persoalan.
Apakah yang dapat kita kerjakan? (metafisika)
Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (Etika)
Sampai dimanakah harapan kita? (Agama)
Apakah yang dinamakan manusia? (Antropologi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar