Kamis, 08 Desember 2016

Masjid Agung Banten




Masjid Agung Banten merupakan situs bersejarah yang terletak  di Desa Banten lama, Kecamatan Kasemen,  Kota Serang, Propinsi Banten. Masjid ini di bangun oleh Sultan Maulana Hasanuddin, Putera Sunan Gunung Jati, sekitar Tahun 1552 - 1570 M. Bangunan masjid Agung Banten merupakan suatu komplek dengan luas tanah 1,3 ha yang dikelilingi pagar tembok setinggi satu meter. Pada sisi tembok timur dan masing-masing terdapat dua buah gapura dibagian utara dan selatan yang letaknya sejajar. Bangunan masjid menghadap ketimur berdiri diatas pondasi masif dengan ketingggian satu meter dari halaman. Masjid ini memiliki halaman yang luas dengan taman yang dihiasi Bunga - bunga Flamboyan. Bangunan Tiyamah merupakan bangunan tambahan yang letaknya di sebelah selatan masjid. Bangunan ini mempunyai langgam arsitektur Belanda kuno. Di bangun oleh Hendrick Lucas Cardeel, seorang arsitek Belanda yang beragama Islam dan oleh sultan diberi gelar Pangeran Wiraguana.
Bangunan ruang utama berdenah empat persegi panjang dengan ukuran 25 x 19 m. Lantai terbuat dari ubin berukuran 30 x 30 cm, berwarna hijau muda dan dibatasi dinding pada keempat sisinya. Dinding timur memisahkan ruang utama dengan serambi timur. Pada dinding ini terdapat empat pintu (dengan lubang angin) yang merupakan pintu masuk utama. Pintu terletak dengan bidang segi empat dari dinding yang menonjol berukuran 174 x 98 dengan dua daun pintu dari kayu. Bagian atas pintu berbentuk lengkung setengah lingkaran. Lubang angin pada dinding timur ada dua buah yang mengapit pintu, pintu paling selatan berbentuk persegi panjang dan di dalamnya terdapat hiasan motif kertas tempel, Dinding barat tersebut berhiaskan pelipit rata, penyangga, setengah lingkaran dan pelipit cekung.
Dinding sisi utara membatasi ruang utama dengan serambi utama dengan sebuah pintu masuk berbentuk empat persegi panjang ukuran 240 x 125 cm, berdaun pintu dua buah dari kayu. Jendela pada dinding utara dua buah dengan dua daun jendela berbentuk segi empat berukuran 180 x 152 cm. Sedangkan dinding selatan hanya mempunyai satu pintu yang menghubungkan ruang utama dengan pawestren di dekat sudut barat dinding.
Bangunan lain yang ada di Masjid Agung Banten di mana diantaranya pada jarak 10 m dari kolam dibagian timur (depan) masjid terdapat menara berwarna kuning muda dan tingginya 23 m. Menara Mesjid Agung Banten dibangun oleh Lucas Cardeel, Menurut K.C Crucg berpendapat bahwa menara Mesjid Agung Banten ini sudah ada sebelum tahun 1569/1570, bahkan berdasarkan tinjauan seni bangunan dan hiasannya, ia berkesimpulan menara ini didirikan pada pertengahan kedua abad XVI yaitu antara tahun 1560 sampai 1570. Dan dapat dimasuki sampai ke atas melalui 82 buah anak tangga. Di dalam menara terdapat empat pintu dan bentuknya sama dengan pintu masuk menara. Bangunan menara terbagi atas tiga bangunan yaitu kaki, tubuh dan kepala.
Kolam berada di dalam serambi timur berbentuk persegi panjang terbagi atas empat kolam kotak yang dipisahkan oleh pematang tembok dan dihubungkan dengan lubang pada masing-masing pematang. Kolam berukuran 28,1 - 3,10 m dan dalamnya antara 75-100 cm. di sekeliling kolam terdapat tembok setinggi 1,29 m dan tebalnya 32,5 cm. Untuk mencapai kolam di sediakan tangga turun sebanyak tiga anak tangga dari arah halaman dan lima anak tangga dari serambi timur.
 Selain sebagai Obyek Wisata Ziarah, Masjid Agung Banten juga merupakan Obyek Wisata Pendidikan dan Sejarah. Dengan mengunjungi Masjid ini, Wisatawan dapat menyaksikan peninggalan bersejarah Kerajaan Islam di Banten pada Abad ke-16 M, serta melihat keunikan arsitekturnya yang merupakan perpaduan gaya Hindu Jawa, Cina dan Eropa.
Di serambi kiri Masjid ini terdapat Makam Sultan Maulana Hasanuddin dengan Permaisurinya, Sultan Ageng Tirtayasa dan Sultan Nashr Abdul Kahar (Sultan Haji). Sementara di serambi kanan, terdapat makam Sultan Maulana Muhamad, Sultan Zainul Abidin, Sultan Abdul Fattah, Pangeran Aria, Sultan Mukhyi, Sultan Abdul Mufakhir, Sultan Zainul Arifin, Sultan Zainul Asikin, Sultan Syarifuddin, Ratu Salamah, Ratu Latifah dan Ratu Masmudah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar